Selasa, 25 Oktober 2016

Berkaca melihat muka sendiri

Bertemu, berbicara dan mendengarkan cerita dari berbagai macam orang terkadang memang seperti kita mengaca akan aib kita sendiri dan bagaimana sebuah riya' muncul dari hati tanpa sengaja. Banyak orang-orang yang bercerita tentang hidupnya, susah kerasnya hidup dan gigihnya perjuangan untuk terlepas dari jerat derita atau menggapai sesuatu yang terkadang membuat hatinya menjadi mengembang dan meninggi. Saya rasa cukup baik ketika orang bercerita seperti itu hanya untuk berniat melegakan pikiran dan berbagi cerita serta untuk refleksi dirinya akan kehidupannya. Namun terkadang kemudian kebablasan dengan munculnya rasa bangga terhadap dirinya dan membandingkan diri dengan orang yang menjadi media dia cerita padahal dia belum mengerti benar akan orang yang ada di hadapannya itu. Bisa jadi orang itu memiliki pengalaman yang lebih berat, ilmu yang lebih tinggi, pengetahuan yang lebih luas dan kerendahan hati yang sangat lebar. Saya bayangkan diri saya sendiri ketika menjadi orang bercerita tadi dan berhadapan dengan orang itu kemudian suatu ketika saya tau sosok orang yang saya bandingkan dengan diri saya tadi, maka muka saya seolah-olah seperti keset, seperti gombal yang jadi kain pel.

Di atas langit masih ada langit. Di bawah tanah masih ada tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bathara Karang dan Jenglot adalah Boneka Buhul

Wawasan Umum bathara karang Cerita umum yang berkembang di masyarakat mengenai jenglot atau bathara karang adalah orang sakti jaman dahulu, ...