Wawasan Umum bathara karang
Cerita umum yang berkembang di masyarakat mengenai jenglot atau bathara karang adalah orang sakti jaman dahulu, terkhusus yang memiliki ilmu hitam, ilmu karang yang kemudian tidak bisa mati atau tidak bisa dibunuh.
Karena pada hakikatnya adalah manusia, pada ujung waktu nyawanya akan dicabut juga dan kemudian matilah dia. Walaupun begitu tubuhnya masih ada, tidak hancur menjadi tanah seperti manusia pada umumnya.
Raganya dikubur namun bumi tidak menerimanya. Hingga bertahun-tahun bahkan berabad-abad, tubuhnya menyusut. Itulah yang sekarang ini kita mengenalnya dengan istilah jenglot atau bathara karang.
Jika membicarakan mengenai jenglot atau bathara karang, kita akan menemui banyak sekali pro dan kontra serta versi mengenai hakikat dari entitas tersebut.
Banyak orang meyakini bahwa jenglot atau bathara karang adalah sesosok manusia sakti jaman dahulu yang mengkerut dan menyusut dengan semakin bertambah tuanya dia.
Beda Bathara Karang dan Jenglot
Secara pribadi saya pernah diberitahu mengenai jenglot ini oleh ayah saya yang jaman mudanya gemar akan hal mistis. Faktor darah memang biasa menjadi penyebab beberapa orang pernah atau sesekali tersenggol masalah mistis. Termasuk keluarga kami.
Menurut ayah saya bathara karang dan jenglot itu berbeda, namun jenisnya sama.
Yang membedakan secara kasat mata adalah dari bentuknya. Bathara karang biasanya memiliki ukuran yang kecil. Biasanya di bawah atau sama dengan 10 cm tingginya. Sedangkan jenglot memiliki ukuran yang lebih besar, lebih dari 10 cm.
Hal kedua yang membedakan namun secara tidak kasat mata adalah powernya. Dalam dunia mistis, power jin biasanya berbanding dengan umur jin itu. Bathara karang dipercaya memiliki umur yang lebih tua, sedangkan jenglot lebih muda. Dari situ maka kita bisa menarik kesimpulan, bathara karang lebih kuat daripada jenglot.
Hakikat Bathara Karang dan Jenglot
Secara keilmuan logis dan religis umum saat ini, bathara karang dan jenglot sebenarnya hanyalah boneka biasa yang digunakan oleh orang-orang yang bergelut dalam dunia supranatural untuk melakukan kegiatan supranaturalnya.
Hanya saja media untuk membuatnya menggunakan berbagai macam organ makhluk hidup, yang kemudian dibentuk sedemikian rupa, sehingga banyak orang mengira itu adalah manusia mumi yang mengecil.
Amulet Kuman Thong atau Gumanthong adalah salah satu jimat dari negeri thailand yang berwujud bayi. Beberapa amulet itu bahkan ada yang dibuat dari janin bayi meninggal yang diproses sedemikian rupa sehingga terjadi mumifikasi. Jabang bayi itu akan mengkerut menjadi kecil dan kemudian dijadikan jimat pelindung.
Secara fungsi jenglot adalah sama dengan amulet dan buhul para penyihir atau dukun. Benda-benda itu menjadi wadah kekuatan bagi mereka. Di sini kekuatan itu menurut saya bersumber dari jin yang bekerja sama dengan mereka.
Maka setiap sesajen yang mereka berikan, akan langsung dikucurkan pada fisik jenglot itu, yaitu darah segar. Tidak salah jika penelitian yang dilakukan beberapa ilmuwan itu menyebutkan bahwa ditemukan DNA manusia dalam jenglot.
Konklusi
Semua keterangan yang ada ini hakikatnya menjadikan kita manusia yang lebih waspada dan tidak mudah tertipu oleh cerita palsu, karangan yang dibumbui dengan hal mistis. Namun sebagai manusia yang baik seyogyanya tidak menjadikannya olok-olok juga. Apalagi jika sudah berkaitan dengan budaya.
Seperti halnya yang dijelaskan oleh KGPAA. Mangkunagoro IV dalam Serat Wedhatamanya, adanya ilmu karang atau rekaan, yang dibisikkan oleh bangsa gaib.
Kekerane ngelmu karang,
Kekarangan saking bangsaning gaib,
Iku boreh paminipun,
Tan rumasuk ing jasad,
Amung aneng sanjabaning daging kulup,
Yen kapengkok pancabaya,
Upayane mbalenjani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar