Tampilkan postingan dengan label memahami. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label memahami. Tampilkan semua postingan

Rabu, 02 Maret 2016

Belajar dari hukum alam

Melihat air jatuh dari langit sungguh sebuah pembelajaran bagi yang mau belajar. Seseorang menangkap momen itu kemudian mengaitkannya pada hukum fisika, gravitasi, bahwa setiap benda yang ada di dekat bumi akan tertarik. Namun ternyata sebuah kebenaran bukanlah hal yang paten dan kaku, dia berjalan secara dinamis. Mengingat hukum gravitasi tadi saya baru muncul pertanyaan, air dari atas dijatuhkan dan boleh jatuh lantas bagaimana dengan air yang mendidih menjadi uap, uap itu malah naik ke atas. Tiap benda bermasa akan memiliki gaya tarik dengan benda lain yang bermasa pula, sedang walaupun sangat kecil sebuah uap pastilah memiliki massa. Pemikiran saya mentok kepada hal yang hanya bisa saya lihat yaitu uap air dan ternyata sebuah hukum yang ditemukan manusia sulit diterapkan di luar batasannya.

Saya kemudian bertanya apa yang sebenarnya terjadi pada massa suatu benda yang dipanaskan dan bagaimana pengaruhnya terhada daya tariknya terhadap benda lain? Kenapa uap air mendidih begitu cepat naik ke angkasa sedang masanya tetap sesuai dengan molekul air? Apakah udara di sekitar memiliki masa yang lebih besar daripada uap air yang panas? Mungkin begitu, bisa saja dibandingkan antara uap dengan kabut. Jadi apakah karena lebih panas lantas menjadi lebih ringan? Tidak juga, coba lihat pada peleburan logam itu. Di sana logam yang paling panas dan yang paling berat malah ada di bawah sedang yang lebih ringan akan mengambang di atasnya, padahal lebih dingin. Wah, ini harus kita kaitkan dengan ilmu kimia mungkin di mana setiap unsur memiliki jumlah elektron bebas terluar yang berbeda dan jumlah terluar yang bebas itu menentukan berat jenisnya. Jika terjadi pengecilan ukuran tentu sebuah benda akan menjadi lebih ringan, misal dibelah menjadi dua. Jika dipanaskan maka elektron-elektron akan semakin menjauh sama seperti konsep pengecilan ukuran dengan pemisahan molekul namun dengan metode yang berbeda. Wah ternyata begitu, makanya pengukuran suhu itu sangat penting sekali karena akan berpengaruh terhadap masa relatif benda.  

Oke nanti kita bisa belajar fisika dan kimia lagi, namun kita mendapat suatu pesan yang sangat bagus di sini. Dalam hukum alam unsur yang memiliki masa jenis paling berat dia akan menjadi pusat masa dan semua unsur yang lain akan tertarik kepadanya. Jika kita lihat secara cermat unsur terberat itu akan menyokong dan memangku unsur-unsur yang lebih ringan. Jika terjadi sesuatu yang menyebabkan unsur terberat tadi berubah wujud menjadi lebih kecil dan lebih ringan, maka unsur yang lain yang lebih berat akan menggantikannya menjadi sebuah pusat dan memangku segala unsur yang lain, sedang unsur yang berubah tadi naik posisi menjadi yang dipangku. Ini adalah hukum alam, maka akan selalu terjadi keseimbangan. Harusnya manusia memehami masalah ini. Seorang pemimpin ada di bawah, karena dia paling kuat, paling berat tanggung jawabnya. Dia memangku yang lebih kecil dan ringan, memikul, bukan malah di atas menindas dan menindih yang kecil.  

Sabtu, 19 Desember 2015

Tentang Ilmu Titen

Banyak hal dalam keilmuan jawa yang sampai sekarang ini masih lestari, bahkan jika ditelisik lebih dalam ternyata bisa dijelaskan dengan logika karena metode yang digunakan hampir sama dengan metode ilmiah, walaupun ditambahi dengan berbagai parameter yang tidak mungkin bisa diukur dengan metode ilmiah manapun. 

Ilmu titen adalah satu dari banyak ilmu yang berkembang pada bangsa jawa (bagaimana mungkin bisa dibilang suku dengan kekayaan budaya, tradisi dan ilmunya, termasuk bangsa sunda, minang dan lain sebagainya di nusantara) yang berkembang dan kemudian menjadi dasar dari metode yang dipakai untuk mencari ilmu-ilmu yang lainnya.

sumber gambar : kitab mantra
blogspo
t
Titen setahu saya berasal dari kata niti yaitu menuntun. Ada lainnya juga yaitu niteni, yaitu memperhatikan, mengingat dan memahami. Menurut kamus sanskerta yang dijelaskan di sini, niti berarti kebijaksanaan duniawi (worldy wisdom) etika sosial politik. 

Entah yang mana yang lebih tepat, namun saya kira semuanya memiliki keterkaitan yang bisa kita ambil simpulannya bahwa ilmu titen merupakan suat ilmu yang diperoleh dengan "niteni" yaitu dengan melihat, mendengar, mencium, merasakan, mengecap dan segalam macam hal yang bisa dilakukan dengan indera manusia akan suatu hal kemudian dipahami dan dikaji pola-pola yang terjadi dalam suatu objek tertentu dan kemudian dirumuskan untuk kemudian dijadikan suatu dasar pengambilan keputusan pada masa yang akan datang apabila dibutuhkan.

Ilmu titen ini belum pernah sekalipun saya dijari tentangnya oleh keluarga saya, khususnya ayah saya, namun beliau hanya sering menceritakan bahwa kakek saya dulu lah yang memilikinya dan diaplikasikan dalam hidupnya. Tetapi walaupun begitu pada akhirnya saya sadar juga bahwa ilmu ini memang merupakan hal mendasar yang dikaruniakan oleh Tuhan dan melekat dalam batang tubuh manusia selagi dia masih hidup, bermental sehat dan berpikiran rasional dengan kebersihan olah rasanya. 

Berpikiran rasional dan bermental sehat  adalah modal manusia saat ini untuk mendapatkan ilmu dengan metode ilmiahnya, tetapi tidak akan mungkin kita bisa mempelajari bahkan menguasai ilmu yang sudah didapatkan dan dikembangkan jaman dahulu ini jika kita tidak memiliki kebersihan dan kehalusan rasa.

Kehalusan rasa? Yap, kehalusan rasa. Kehalusan rasa berkaitan dengan hati seseorang, perasaan seseorang. Dalam hal ini kalau kita identikkan bahwa rasional adalah hal yang berkaitan dengan organ otak manusia yang berada di kepala, sedangkan perasaan manusia terletak di hatinya. Jangan berpikir bahwa hati yang dimaksudkan adalah 'liver', samping pankreas yang mengolah gula itu, tetapi ternyata yang dimaksud adalah "Jantung". 

Orang-orang yang sedikit mengerti ataupun ahli tentang sains tentu sepakat bahwa otak yang ada di kepala kita itu menghasilkan gelombang tertentu yang berarti masih aktif dan bekerja serta itu dapat diartikan bahwa manusia masih hidup. Tidak kalah dengan otak yang menghasilkan gelombang bahkan terjadi reaksi elektrikal itu ternyata jantung juga mengeluarkan gelombang yang ternyata juga berkaitan dengan denyut atau detak jantung itu. 

Mengolah rasa itu lah hal yang berkaitan dengan aktivitas jantung yang ternyata sangat berperan juga dalam kehidupan manusia untuk membentuk sikap tenang, bijaksana, arif dalam menjalani segala macam cobaan dalam hidup, karena tidak mungkin hidup tanpa cobaan padahal hidup ini sebenarnya adalah suatu cobaan.  

Jadi pada intinya kelengkapan manusia inilah yang menjadikannya modal untuk merengkuh ilmu Tuhan yang ditebarkan oleh-Nya di dunia ini. Dengan seluruh modal itu jugalah manusia bisa membedakan apakah ilmu yang turun itu dari setan atau  Tuhan, karena Tuhan sebenarnya sudah memberikan panduan juga. 

Tapi di dunia ini ternyata banyak juga je panduan yang katanya berasal dari tuhan, lalu bagaimana bisa mengetahui mana yang benar? Ya kembali lagi ke modal tadi, yang bertentangan dengan salah satu dari modal tadi berhak untuk dibuang karena untuk mendapatkan kebenaran yang sejati harus selaras dengan seluruh modal yang ada, istilahnya 'colective collegial', utamanya adalah akal (rasionalitas) dan rasa (heart).

Ilmu titen telah menjadi sarana untuk mendapatkan macam-macam ilmu yang lainnya. Dari ilmu ini kita bisa mengenal primbon (yang seseorang ada yang mengatakan syirik walaupun yang mengatakan tadi tidak mengerti tentang ilmu ini), pranatamangsa, katuranggan dan berbagai macam ilmu lain yang jumlahnya sangat banyak yang sedikit sekali pengetahuan saya tentang hal itu. 

Menunut saya ilmu itu bersifat universal, siapapun bisa  mendapatkannya dan siapapun juga bisa mempelajarinya, tidak terbatas pada bangsa, warna kulit, bahasa dan faktor-faktor serupa lainnya, namun kapasitas manusia lah yang menentuan apakah dia layak atau tidak mendapatkan ilmu itu, termasuk ilmu titen ini. Kapasitas yang saya maksud adalah seluruh modal yang saya sebutkan sebelumnya, dan dalam agama islam hal ini diistilahkan dengan ketaqwaannya yang nantinya akan menentukan maqamnya ada di mana.

Bathara Karang dan Jenglot adalah Boneka Buhul

Wawasan Umum bathara karang Cerita umum yang berkembang di masyarakat mengenai jenglot atau bathara karang adalah orang sakti jaman dahulu, ...