Tampilkan postingan dengan label islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label islam. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 Desember 2016

Haruskah Mengucapkan Selamat Natal Wahai Temanku Umat Nasrani?

Tahun lalu saya sempat mengutarakan sebuah alasan kepada seorang teman yang beragama katolik tentang bahwa saya tidak mengucapkan dan tidak akan mengucapkan selamat natal. Saat itu saya berkata bahwa saya pun tidak pernah mengucapkan selamat lebaran kepada saudara atau teman yang sesama muslim, apalagi selamat natal. 
Sumber Gambar: lifestyle.kompas.com
Toleransi bagi saya adalah membiarkan orang lain untuk mendapat hak nya tanpa perlu kita ikut campur.

Kalo kita tilik lebih dalam lagi sebenarnya apa sih makna dari ucapan selamat itu? Apakah hanya sebatas basa-basi saja? Kalo iya basa-basi berarti kita hanya melakukan omong kosong. 

Sah-sah saja sebenarnya seseorang mau ber basa-basi, melakukan segala omong kosongnya untuk menunjukkan bahwa dia adalah orang yang toleran, katanya. Cuma yang menjadi pertimbangan saya adalah bahwa ketika saya melakukan omong kosong ada sesuatu dalam hati yang berlawanan. Lalu kemudian saya berpikir bahwa ini kog seperti sebuah kemunafikan saja, lain di mulut lain di hati. 

Saya kemudian sampai sekarang agak sedikit jarang berbasa-basi dan sangat tidak nyaman sekali jika terpaksa melakukan hal itu.

Ucapan selamat menurut saya adalah sebuah doa atau sebuah harapan yang intinya agar selamat atau agar Tuhan memberikan selamat kepada yang kita mintai selamat. Mengucapkan selamat natal, selamat lebaran sebenarnya siapa yang diselamati? Apakah lebarannya? natalnya? atau kah orang-orang yang sedang menjalani keduanya? atau kah semuanya kegiatannya dan orang-orangnya? 

Kalo pun didoakan selamat orangnya, selamat dari apa? apakah dari marabahaya atau dari api neraka? Apalagi yang dimaksudkan agar selamat natalnya. 

Sepertinya sangat lucu sekali ketika muslim menyelamati nasrani dalam menjalankan hari natal sedangkan dalam hatinya meyakini bahwa yang diselamati akan tidak selamat dari api neraka jahanam. 

Atau sebaiknya begini saja lah, kita ambil hanya pada sisi positifnya bahwa ketika mendengar seorang muslim memberikan ucapan selamat natal, mungkin maksudnya adalah agar kegiatannya itu berjalan lancar hingga pada malam harinya mereka semua umat nasrani bisa mendapat hidayah bahwa Tuhan adalah esa, Dia tempat bergantung, Tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.

Saya kira membalas omongan negatif dengan omongan negatif itu tidak efektif karena balasan yang spontan terjadi biasanya muncul dari emosi yang tidak dilandasi dengan fakta dan ilmu yang matang. Memandang semua hal buruk dari sisi positif itu lebih aman untuk kesehatan hati kita.

Jumat, 29 Januari 2016

Memahami istilah "KAFIR" secara singkat

Beberapa orang sekarang ini cenderung mengartikan suatu kata yang ada kurang menggunakan logikanya ketika sudah berkaitan dengan keyakinan. Kata kafir menjadi suatu istilah yang bernada keras dan cenderung agresif. Padahal kalo kita sedikit menggunakan ilmu dan nalar maka pengertian yang sebenarnya bisa diterima dengan mudah tanpa timbul perdebatan yang berarti.

Kafir adalah bahasa arab yang berarti tertutup, senada dengan kuffar. Menurut hemat saya, kita bisa pahami dengan kata dasarnya saja yaitu tutup. Dalam islam orang kafir adalah orang yang tertutup dan menutupi kebenaran, bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad SAW rosul dan nabi-Nya, sesederhana itu. Namun ini berlaku dalam konteks tauhid, dan segala ketentuan dalam islam mengenai orang yang tertutup dan menutupi tentang kebenaran ini sudah disebutkan dengan jelas dalam alquran secara jelas. Berbeda lagi dengan kasus tutup-menutup masalah yang lain, seperti petani. Dalam alquran petani juga disebut kafir, namun bukan berarti dia tertutup akan kebenaran, tetapi ternyata dia menutupi tanah-tanah dengan tanaman-tanaman pertanian, atau juga bisa menutupi benih-benih dengan tanah. Jadi setiap petani adalah kafir, hahahaha. ROTFL.

Kehidupan manusia itu sungguh lucu sekali, ditambah dengan sifat naturalnya yang kurang "sabar". Apalagi dewasa ini kecenderungan manusia yang menyukai berbagai macam hal yang bersifat "instan" dan praktis, mereka cenderung suka menelan mentah-mentah hal yang kiranya paling mudah diambil tanpa mau berusaha sedikit keras mengunyahnya sehingga nyaman dan aman di perut, tidak "ngganjel" di tenggorokan, apalagi membuat sakit perut.

Konteks, makna dasar dan logika adalah landasan dasar untuk bisa memahami suatu istilah dengan baik. Memang agama adalah hal yang paling hakiki, yang menjadi dasar paling dalam pada hidup manusia, karena letaknya jauh sekali, yaitu dalam hati yang tak satupun mahluk bisa mengetahuinya. Namun manusia tidak hidup sendiri, ada orang lain di sekitarnya yang hanya mengetahui apa sejatinya orang itu lewat kata dan perbuatannya. Maka dari itu "istilah" dan "identitas" menjadi suatu hal yang penting yang mendasari bagaimanakah orang lain harus bersikap terhadap kita.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فيِ نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَآ أُوْلَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
"Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik, ke neraka jahannam : mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk" (Q.S Al Bayyinah : 6).

Keterangannya sudah sangat jelas, seperti hitam dengan putih. Kebenaran sudah nampak, tetapi akan kah menerimanya atau mengingkarinya itu adalah pilihan masing-masing. Tidak ada paksaan dalam memilih.

Bathara Karang dan Jenglot adalah Boneka Buhul

Wawasan Umum bathara karang Cerita umum yang berkembang di masyarakat mengenai jenglot atau bathara karang adalah orang sakti jaman dahulu, ...