Ada seorang guru yang melerai muridnya muridnya yang sedang berkelahi menggunakan pentungan. Kontan dua murid tadi jengkel pula dengan gurunya dan gantian malah gurunya yang dipukul oleh kedua muridnya tadi. Kali ini muridnya malah bekerjasama, bukan dalam belajar tapi untuk memukul gurunya.
Di sisi bumi yang lain ada seorang guru juga sedang memandang kedua muridnya yang sedang berkelahi. Kali ini guru ini tidak melerai keduanya karena guru ini sadar bahwa badannya jauh lebih kecil daripada kedua muridnya tadi. Si guru ini hanya diam menonton muridnya menunggu yang berkelahi berhenti entah kehabisan tenaga atau mati sambil berdoa agar Tuhan menghentikan perkelahian tadi.
Di tempat lain pun ada kejadian yang sama, namun situasinya berbeda. Si guru ini kuat badannnya lalu "memiting" kedua muridnya tadi dibawanya ke padang savana. Dilihatkannya dua ekor kerbau yang sedang adu kepala. Dikatakannya kepada murid "lihat, kedua binatang itu mengadu kepala mereka. Ada banyak kemungkinan yang akan terjadi, pertama satu menang satu kalah, yang kalah mungkin masih hidup atau bisa jadi kepalanya pecah terus mati. Namun yang pasti dua-duanya luka. Oke walaupun yang satu bisa berkuasa, tetapi masih terluka. Coba besok lihat apa yang terjadi dengannya, pasti akan bersisa tulang belulan karena dimangsa singa".
Di tempat yang lebih lain, lebih antah berantah mungkin ada peristiwa yang lebih unik lagi. Dunia adalah gudang probabilitas. Tidak hanya kejadiannya yang mungkin bisa apa saja, namun pesan dan ilmu dari setiap kejadian juga bisa mungkin apa saja. Orang yang berakal tentu bisa mengambil inti sari dari setiap peristiwa. Ilustrasi di atas hanya karangan saya saja melihat beberapa kejadian yang ada di masyarakat.
Kamis, 15 Desember 2016
Rabu, 14 Desember 2016
Random post
Lalu bagaimana kita menanggapi segala macam problematika yang ada di kehidupan kita sehari-hari ini yang bahkan tidak terpengaruh sama sekali dengan segala macam berita yang "lucu" yang diproduksi oleh media-media 'mainstream"?
Di sudut selatan pulau jawa bagian tengah kehidupan masih berjalan seperti biasanya. Jalanan masih ramai, berarti banyak orang dengan banyak kepentingan berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain. Tidak ada urusan yang mendesak selain masalah ekonomi. Ketika ada pergerakan masa dalam satu arus yang menelan hampir semua masyarakat dalam sebuah daerah itu adalah pertanda gerakan. Sampai saat ini belum ada gerakan masif yang seperti itu. Mungkin ada kemarin namun hanya sementara saja karena ekonomi dan kondisi relasi intim masih jauh lebih penting. Itu juga banyak lobi-lobi dan drama-drama politik basa-basi yang diproduksi yang membuat sang eksekutor ketar-ketir karena takut ekonominya akan ambruk. Sekali lagi masalah ekonomi.
Pun tidak beda jauh dengan lobi-lobi sang eksekutor yang katanya menjadi pemimpin negara, ujung-ujungnya adalah urusan perut. Memang sedari jaman dahulu perut dalah kunci dari emosi masyarakat, namun sekarang tidak. Perut bukan sebuah alasan lagi karena semuanya sekarang bisa mudah sekali diisi penuh, namun gensi harus memenuhi perut di tempat yang mewah dengan memakai mobil dengan istri-istri yang cantik. Levelnya sudah beda kawan, tetapi intinya sama saja, agar merasa adil untuk nafsunya sama-sama dituruti. Jangan menilai bahwa setiap kata nafsu adalah jelek karena nafsu adalah manusia itu sendiri. Kalau tidak punya nafsu berarti sudah tidak menjadi manusia lagi, tapi malaikat. Rasanya dari jaman dahulu dengan jaman sekarang waktu tetap berputar bak siklus yang bergeraknya spiral. Saya yakin pasti ada ujungnya.
Dalam mata saya sebenarnya kebanyakan orang itu memiliki sifat yang baik. Yang menjadi soal adalah banyak orang yang belum cukup ilmu atau tidak mau menerima kebenaran. Ya sebenarnya sama lah, orang yang tidak mau menerima kebenaran berarti belum cukup ilmu untuk bisa mengetahui hal yang harus diterimanya. Ada juga penyakit 'latah'. Orang yang kurang berilmu cenderung latah. Terlalu mudah ikut arus padahal dia tidak tau kemana arah tujuan dari arus itu. Semua keadaan ini juga diperparah dengan kebutuhan diri akan penerimaan terhadap komunitasnya (eksis), kebutuhan perut dan kelaminnya. Sampai di sini orang menjadi lupa akan sebuah kehormatan. Bagaimana bisa mengerti tentang kehormatan, ilmunya saja belum sampai untuk bisa mengerti apa itu kehormatan. Jadi apakah orang yang tidak mengerti lantas bisa dimaafkan atau dianggap 0 (nol) dosa-dosanya seperti bayi yang baru lahir?
Selasa, 25 Oktober 2016
Berkaca melihat muka sendiri
Bertemu, berbicara dan mendengarkan cerita dari berbagai macam orang terkadang memang seperti kita mengaca akan aib kita sendiri dan bagaimana sebuah riya' muncul dari hati tanpa sengaja. Banyak orang-orang yang bercerita tentang hidupnya, susah kerasnya hidup dan gigihnya perjuangan untuk terlepas dari jerat derita atau menggapai sesuatu yang terkadang membuat hatinya menjadi mengembang dan meninggi. Saya rasa cukup baik ketika orang bercerita seperti itu hanya untuk berniat melegakan pikiran dan berbagi cerita serta untuk refleksi dirinya akan kehidupannya. Namun terkadang kemudian kebablasan dengan munculnya rasa bangga terhadap dirinya dan membandingkan diri dengan orang yang menjadi media dia cerita padahal dia belum mengerti benar akan orang yang ada di hadapannya itu. Bisa jadi orang itu memiliki pengalaman yang lebih berat, ilmu yang lebih tinggi, pengetahuan yang lebih luas dan kerendahan hati yang sangat lebar. Saya bayangkan diri saya sendiri ketika menjadi orang bercerita tadi dan berhadapan dengan orang itu kemudian suatu ketika saya tau sosok orang yang saya bandingkan dengan diri saya tadi, maka muka saya seolah-olah seperti keset, seperti gombal yang jadi kain pel.
Di atas langit masih ada langit. Di bawah tanah masih ada tanah.
Di atas langit masih ada langit. Di bawah tanah masih ada tanah.
Langganan:
Postingan (Atom)
Bathara Karang dan Jenglot adalah Boneka Buhul
Wawasan Umum bathara karang Cerita umum yang berkembang di masyarakat mengenai jenglot atau bathara karang adalah orang sakti jaman dahulu, ...
-
Saya teringat adam, sang bapak manusia sejak awal sampai akhir adanya dunia akan tetap menjadi adam. Anak turunnya lucu, bercabang dan berm...
-
gambar pejuang bertombak bambu sumber gambar : kabarin.co Saya merasa gerah mendengar opini-opini yang dibuat oleh pemerintahan sekara...
-
Banyak hal dalam keilmuan jawa yang sampai sekarang ini masih lestari, bahkan jika ditelisik lebih dalam ternyata bisa dijelaskan dengan log...