Sabtu, 26 Desember 2015

Sumber rasa Kecewa

Tiada kekecewaan paling besar di dunia ini kecuali bersumber dari orang yang paling dekat, paling dipercaya, paling dicintai dan paling disayangi. Saya yakin setiap orang pernah dikecewakan oleh orang lain, sudah pasti. Contoh sederhananya yaitu 'caleg' dprd yang janji mau membangun desa, tetapi nyatanya malah korupsi dan dipenjara. Contoh lain bisa disebut sendiri-sendiri di hati setiap individu, karena pasti tidak bisa terhidung lagi banyaknya. Namun rasa kecewa yang konvensional itu tidak pernah bisa mengalahkan rasa kecewa yang satu ini, yaitu dari orang-orang terdekat. Lantas bagaimana caranya yang paling efektif agar dapat terhindar dari dari rasa kecewa itu? Pertanyaan yang mudah tetapi menjawabnya susah.

sumber gambar : geniusquotes.org
Yang saya alami sepanjang hidup saya ini tidak ada satu orang pun yang tidak pernah tidak membuat kecewa, semuanya pasti pernah membuat kecewa, apakah itu saudara, sahabat, teman, keluarga, teman dekat perempuan dan orang-orang dekat lainnya yang bisa diistilahi sendiri-sendiri. Sejatinya manusia memang memiliki sifat lalai dan ingkar, sehingga rasanya sangat mustahil ada seseorang yang tidak akan kecewa di dunia ini terhadap manusia, jadi jika kamu memiliki kepercayaan, harapan, cinta, kasih atau sayang,  cukup berikan saja tanpa berharap apapun, karena harapan kepada manusia itu MUSTAHIL. Manusia memang tempatnya lalai, ingkar dan ketidaksempurnaan. Maka bila ingin tidak dikecewakan jalannya hanya satu yaitu JANGAN pernah sekalipun berharap kepada manusia. Ketidaksempurnaan memang melekat erat pada manusia. Manusia yang paling bisa dipercaya pun bisa membuat kecewa bukan karena niatnya tetapi karena ada hal di luar dirinya yang menghalangi terpenuhinya rasa percaya yang ditaruh pada dirinya. Misalnya saja tertabrak bus kemudian mati, sehingga tidak bisa memenuhi janjinya. Ada lagi cerita dari seorang kawan yang saling mencintai dengan kekasihnya dan janji akan selalu bersama. Nyatanya cuma janji palsu. Karena ada rumput segar saja dia lansung tergoda. Hambatan awal yang muncul dari keluarganya juga kemudian dibesar-besarkan untuk menformalkan keputusan berpisah. Sungguh canggih sekali cara mengelak oleh semua perempuan. Selama hidup saya tidak pernah temui wanita yang jujur. Sebaik apapun dia pasti selalu ada sisi munafiknya, walaupun sangat kecil sekali dan terlihat semu. Tapi berprasangka baik harus tetap dilakukan, karena banyak alasan yang digaibkan kepada kita.

Sangat mudah sekali sebenarnya melihat pola kehidupan manusia jika kita mau sedikit lebih tenang dalam melihat dan memahaminya. Jadi intinya JANGAN PERNAH MENARUH HARAPAN KEPADA MANUSIA ataupun sesuatu yang disebut dengan makhluk karena itu sejatinya SUMBER KEKECEWAAN. Kepada-Nya saja karena Dia tidak mungkin ingkar janji.



Jumat, 25 Desember 2015

Nuh 19-20, Agar kamu bisa "Berpetualang"




19. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan
20. supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu".

Rabu, 23 Desember 2015

Berbaik sangka lah

Mungkin sedang beruntung orang yang bisa menebak isi hati seseorang, tapi yakinlah bahwa itu hanyalah sesekali saja. Lebih dari itu maka akan timbul prasangka dari dalam diri sang penduga dan menjadi sebuah kasus fitnah yang keji, walaupun masih dalam taraf pikiran sendiri, tetapi tetap saja itu adalah sebuah hal jahat.

Setiap orang memiliki pemikiran masing-masing. Setiap orang juga memiliki keputusan masing-masing dalam hidupnya. Ketika ada seseorang yang datang kemudian pergi tanpa kita sadari bukan berarti orang itu membencimu, bukan berarti juga dia ingin memutus persaudaraan atau komunikasi dengan mu, tetapi ada sesuatu hal yang dia kubur sangat dalam dari dunia ini dan hanya dia sendiri yang tahu dan isi hati yang paling dalam itu tidak ada yang tau seorang pun selain dia dan Dia.

Berbaik sangkalah, karena itu adalah bentuk doa dari lubuk hatimu yang kau tidak menyadari bahwa itu ternyata adalah sebuah doa, agar orang yang tiba-tiba  menjauh itu segera selesai urusannya dan kembali bisa bersama-sama lagi.

Selasa, 22 Desember 2015

Berjalan Mundur

Salah kaprah banyak manusia yang mengira dan mempersepsikan bahwa kehidupan manusia adalah maju. Sebenarnya kalo dinalar juga yang namanya masa depan adalah tidak nampak, seperti belakang kepala kita yang tidak terjangkau oleh mata. Sedangkan kita tahu juga bahwa masa lalu yang sudah terjadi tidak akan pernah hilang dari memori kita dan selamanya kita akan menatapinya selalu gambaran yang bisa kita panggil dari memori itu. Untuk beberapa orang memori itu layaknya sebuah kutukan. Kesedihan dan kesengsaraan akan selalu timbul dari ingatannya sendiri. Jadi semua hal yang ada di hapadannya adalah sebuah kesengsaraan, karena menganggap bahwa masalalu adalah sebuah keburukan. Namun sebagian lagi tidak mempersepsikannya secara demikian tadi, tetapi sebagai suatu hal yang memang harus dilalui karena dia sadar bahwa dia berjalan mundur ke belakang. Semua hal baik atau pun buruk adalah suatu pembelajaran baru bagi yang mau memahaminya, karena kita manusia tidak akan mungkin tau apa yang akan terjadi dan akan dilaluinya.

sumber gambar : giphy.com
Seperti ketika sedang berjalan mundur, yang kita sangka sebagai depan kita adalah hal yang kita tinggalkan, sedang apa yang akan kita datangi adalah tempat yang kita tidak sangka karena ada di luar jangkauan penglihatan kita, yaitu di belakang kita. Kita tidak dikasih spion yang seaktu-waktu bisa kita lihat kalau kita sedang rahgu-ragu harus ke kiri atau ke kanan. Yang diberikan kepada kita hanyalah setumpuk map yang kita tidak tahu mana yang benar dan mana yang palsu sebagai pedoman kita dan kita sendiri lah yang harus menentukan mana yang benar dan mana yang palsu menurut fasilitas yang sudah diberikan kepada kita, yaitu akal.

Mungkin tidak tepat bahwa menyangka hal yang  sudah dijelaskan di awal tulisan tadi adalah salah kaprah, namun yang benar adalah beda pemikiran, pemahaman dan persepsi. Selayaknya setiap makhluk yang berbeda-beda, setiap  manusia yang tidak ada yang sama, maka pemikiran, pemahaman dan persepsi adalah minimal sama dengan jumlah makhluk yang ada. Namun hal ini bisa disangkal karena liarnya kerja akal manusia itu, tetapi yang pasti kebenaran hanyalah satu.



Sabtu, 19 Desember 2015

Saya tak peduli dab!

sumber gambar :4freedoms.com
Saya Memang Egois dab!

Ingin menang sendiri, itulah saya. Kalau ada orang kelaparan, ada orang lain yang lewat di depannya tetapi tidak menghiraukannya, saya tidak peduli. Yang saya peduli hanyalah tanggung jawab saya membantu orang yang kelaparan itu.

Kalau ada seseorang menganiaya saudaranya, saya juga tidak peduli. Saya cuma ingin hak saya terpenuhi yaitu untuk memilih melaksanakan tanggungjawab saya membela orang yang tertindas. Kalau saya dipukul dianiaya dan mau dibunuh, saya juga tidak peduli. Yang saya mau hanyalah hak saya untuk membela diri, maka dengan itu saya bisa membunuh anda.

Saya sama sekali tidak peduli apakah kalian mencintai atau membenci saya. Yang saya inginkan adalah hak saya untuk melaksanakan tanggung jawab saya sebagai hamba Tuhan untuk mencintai kalian semua dan membenci perbuatan buruk kalian, bukan kalian. 

Saya tidak peduli kamu cinta atau benci kepadaku. Urusanku hanyalah mencintaimu.
Saya tidak peduli bahwa nilai rupiah akan anjlok menjadi seratus ribu rupiah sedolar atau berapapun, karena bukan tanggung jawab saya. Yang saya peduli hanya tanggung jawab saya untuk belajar dan bekerja dalam bidang saya secara bersungguh-sungguh sekuat tenaga dengan ikhlas sesuai dengan  fungsi saya.

Indonesia hancur, korupsi di mana-mana, kerusuhan di mana-mana, saya tidak peduli. Yang saya tau hanyalah memberikan kasih sayang kepada sesama dan lingkungan serta mendoakan negeri ini agar bisa damai, karena itu hak saya.

Saya bahkan tidak peduli bahwa esok hari akan pasti terjadi kiamat. Yang akan saya lakukan hanyalah bercocok tanam hari ini untuk menyambung hidup saya nanti, karena kiamat ada bukan urusan saya.

Saya memang egois. Tidak ada satu pun di dunia ini yang akan saya pedulikan akan perlakuan dan tindakan yang mereka lakukan. 'Luweh'. Yang penting cuma saya.Saya. Saya.

Karena saya memang egois.

Tentang Ilmu Titen

Banyak hal dalam keilmuan jawa yang sampai sekarang ini masih lestari, bahkan jika ditelisik lebih dalam ternyata bisa dijelaskan dengan logika karena metode yang digunakan hampir sama dengan metode ilmiah, walaupun ditambahi dengan berbagai parameter yang tidak mungkin bisa diukur dengan metode ilmiah manapun. 

Ilmu titen adalah satu dari banyak ilmu yang berkembang pada bangsa jawa (bagaimana mungkin bisa dibilang suku dengan kekayaan budaya, tradisi dan ilmunya, termasuk bangsa sunda, minang dan lain sebagainya di nusantara) yang berkembang dan kemudian menjadi dasar dari metode yang dipakai untuk mencari ilmu-ilmu yang lainnya.

sumber gambar : kitab mantra
blogspo
t
Titen setahu saya berasal dari kata niti yaitu menuntun. Ada lainnya juga yaitu niteni, yaitu memperhatikan, mengingat dan memahami. Menurut kamus sanskerta yang dijelaskan di sini, niti berarti kebijaksanaan duniawi (worldy wisdom) etika sosial politik. 

Entah yang mana yang lebih tepat, namun saya kira semuanya memiliki keterkaitan yang bisa kita ambil simpulannya bahwa ilmu titen merupakan suat ilmu yang diperoleh dengan "niteni" yaitu dengan melihat, mendengar, mencium, merasakan, mengecap dan segalam macam hal yang bisa dilakukan dengan indera manusia akan suatu hal kemudian dipahami dan dikaji pola-pola yang terjadi dalam suatu objek tertentu dan kemudian dirumuskan untuk kemudian dijadikan suatu dasar pengambilan keputusan pada masa yang akan datang apabila dibutuhkan.

Ilmu titen ini belum pernah sekalipun saya dijari tentangnya oleh keluarga saya, khususnya ayah saya, namun beliau hanya sering menceritakan bahwa kakek saya dulu lah yang memilikinya dan diaplikasikan dalam hidupnya. Tetapi walaupun begitu pada akhirnya saya sadar juga bahwa ilmu ini memang merupakan hal mendasar yang dikaruniakan oleh Tuhan dan melekat dalam batang tubuh manusia selagi dia masih hidup, bermental sehat dan berpikiran rasional dengan kebersihan olah rasanya. 

Berpikiran rasional dan bermental sehat  adalah modal manusia saat ini untuk mendapatkan ilmu dengan metode ilmiahnya, tetapi tidak akan mungkin kita bisa mempelajari bahkan menguasai ilmu yang sudah didapatkan dan dikembangkan jaman dahulu ini jika kita tidak memiliki kebersihan dan kehalusan rasa.

Kehalusan rasa? Yap, kehalusan rasa. Kehalusan rasa berkaitan dengan hati seseorang, perasaan seseorang. Dalam hal ini kalau kita identikkan bahwa rasional adalah hal yang berkaitan dengan organ otak manusia yang berada di kepala, sedangkan perasaan manusia terletak di hatinya. Jangan berpikir bahwa hati yang dimaksudkan adalah 'liver', samping pankreas yang mengolah gula itu, tetapi ternyata yang dimaksud adalah "Jantung". 

Orang-orang yang sedikit mengerti ataupun ahli tentang sains tentu sepakat bahwa otak yang ada di kepala kita itu menghasilkan gelombang tertentu yang berarti masih aktif dan bekerja serta itu dapat diartikan bahwa manusia masih hidup. Tidak kalah dengan otak yang menghasilkan gelombang bahkan terjadi reaksi elektrikal itu ternyata jantung juga mengeluarkan gelombang yang ternyata juga berkaitan dengan denyut atau detak jantung itu. 

Mengolah rasa itu lah hal yang berkaitan dengan aktivitas jantung yang ternyata sangat berperan juga dalam kehidupan manusia untuk membentuk sikap tenang, bijaksana, arif dalam menjalani segala macam cobaan dalam hidup, karena tidak mungkin hidup tanpa cobaan padahal hidup ini sebenarnya adalah suatu cobaan.  

Jadi pada intinya kelengkapan manusia inilah yang menjadikannya modal untuk merengkuh ilmu Tuhan yang ditebarkan oleh-Nya di dunia ini. Dengan seluruh modal itu jugalah manusia bisa membedakan apakah ilmu yang turun itu dari setan atau  Tuhan, karena Tuhan sebenarnya sudah memberikan panduan juga. 

Tapi di dunia ini ternyata banyak juga je panduan yang katanya berasal dari tuhan, lalu bagaimana bisa mengetahui mana yang benar? Ya kembali lagi ke modal tadi, yang bertentangan dengan salah satu dari modal tadi berhak untuk dibuang karena untuk mendapatkan kebenaran yang sejati harus selaras dengan seluruh modal yang ada, istilahnya 'colective collegial', utamanya adalah akal (rasionalitas) dan rasa (heart).

Ilmu titen telah menjadi sarana untuk mendapatkan macam-macam ilmu yang lainnya. Dari ilmu ini kita bisa mengenal primbon (yang seseorang ada yang mengatakan syirik walaupun yang mengatakan tadi tidak mengerti tentang ilmu ini), pranatamangsa, katuranggan dan berbagai macam ilmu lain yang jumlahnya sangat banyak yang sedikit sekali pengetahuan saya tentang hal itu. 

Menunut saya ilmu itu bersifat universal, siapapun bisa  mendapatkannya dan siapapun juga bisa mempelajarinya, tidak terbatas pada bangsa, warna kulit, bahasa dan faktor-faktor serupa lainnya, namun kapasitas manusia lah yang menentuan apakah dia layak atau tidak mendapatkan ilmu itu, termasuk ilmu titen ini. Kapasitas yang saya maksud adalah seluruh modal yang saya sebutkan sebelumnya, dan dalam agama islam hal ini diistilahkan dengan ketaqwaannya yang nantinya akan menentukan maqamnya ada di mana.

Jumat, 18 Desember 2015

Ilmu Titen : Ayam

Ayam adalah binatang yang sangat penting bagi manusia, tidak hanya menyediakan daging, telur, bulu dan kotorannya, tetapi ternyata tingkah lakunya juga sangat penting sekali. Bisa dicoba dengan melempar segenggam beras kepada kerumunan ayam, pasti akan terjadi suatu kejadian yang sudah lumrah terjadi pada binatang yaitu ''hukum rimba''. Entah siapa yang menggunakan istilah ini, tetapi di luar  rimba pun juga berlaku. 

sumber: bulaksumurugm.com
Ayam, entah jantan atau betina dengan badan yang paling besar dan paling kuat akan mematuk dan menendang ayam lainnya, walaupun itu ayam saudaranya jika dia mendekati makanan ayam itu tadi. "Tidak ada satu pun ayam boleh mendekati makananku, aku mau habiskan semuanya", seolah-olah begitu lah. Tetapi ini tidak begitu berlaku bagi ayam jantan yang dewasa. Jika ada segenggam beras yang ditebar di hadapannya, dia akan makan dahulu kemudian menyisakan sedikit untuk menggoda dan menarik hati ayam betina.

Siapa yang kuat akan bertambah jadi kuat, yang lemah akan tetap kelaparan, itu hukum ayam di hutan dan kampung-kampung, tidak berlaku di peternakan. 

Tetapi ada hal menarik lagi dalam kehidupan ayam, suatu ketika saya ambil seekor ayam kemudian saya lemparkan dia, di hadapan atau di samping teman-temannya, dan terjadilah suatu reaksi yaitu hampir semua ayam berteriak (bukan berkokok). Ayam yang ada di kandang, luar kandang, kira-kira yang ada dalam jarak pandang dan pendengarannya. 

Seperti ada hubungan antara satu ayam dengan ayam lain yang seolah-olah ada sikap peduli dan layaknya manusia yang memiliki hubungan batin. Tetapi kebanyakan semua sifat itu muncul ketika sudah mulai dewasa, yaitu ketika sudah mulai disapih oleh induknya.

Ada satu sifat aneh yang dimiliki oleh ayam yaitu bahwa di mana pun tempat nyaman dia dapat, di situlah kotoran dia keluarkan dari lubang kloakanya. Lantas bagaimana kita kemudian menghubungkan sifat ini dengan sifat di atas yang serakah, tamak dan ingin menghabiskan semua makanan yang ada untuk perutnya sendiri itu? Saya rasa tidak perlu dijawab, mungkin sebaiknya kita bandingkan saja dengan manusia yaitu kita. Ada sebagian yang mungkin melihat hal ini sebagai ilmu sehingga berupaya agar tidak berkelakuan seperti sifat buruk ayam dan sebagian lainnya melihat semua ini sebagai teladan dan tanpa basa-basi meniru segala gerak-gerik ayam ini dan termanifestasikan dalam kehidupannya.

Sabtu, 12 Desember 2015

Sebuah Opini: Menelaah Masalah Orang Sering Keluar dari Konteks Pembicaraan Saat Kalah Berargumen

sumber gambar : twitter
Saya sering melihat dan mendengar banyak orang yang cenderung kurang sabar dan kurang cermat dalam memahami sesuatu, sehingga dengan sangat reaktif akan meledak emosinya jika melihat dan mendengar sepenggal informasi, padahal yang mereka pahami keluar dari konteks atau inti dari informasi tersebut. Inilah salah satu kelucuan kehidupan manusia jaman ini. 

Ketika ada suara ajakan untuk menelaah dan berpikir kembali akan apa yang sudah dilakukan sudah benar atau belum, banyak manusia yang langsung memasang tameng bahwa apa yang dilakukannya sudah sangat benar. Nilai objektifitas sudah hilang, padahal dengan nilai itu kebenaran bisa diungkap.

Pernah berpikir beberapa kali bahwa semakin banyak ilmu dan pengetahuan membuat semacam 'mentall block' dalam diri manusia untuk menerima kebenaran, tetapi ternyata salah. Bahwa ternyata keinginan, nafsu dan keengganan untuk berubah karena sudah terlalu nyaman dalam posisinya lah kemudian orang-orang cenderung memasang tameng untuk pembenaran dirinya.

Seseorang sedang mengemukakan pendapatnya bahwa buah yang mereka petik harus dicuci dahulu menggunakan deterjen agar kumannya hilang dan aman untuk dimakan. Lalu ada orang berpendapat bahwa deterjen adalah barang kimia, tidak baik jika untuk mencuci buah. Kemudian dia secara panjang lebar kukuh dalam pendapatnya bahwa deterjen tidak boleh digunakan dan selalu menggunakan segala macam datanya mengenai keburukan deterjen untuk menjawab informasi awal yang telah disampaikan. 

Orang ini tidak sadar bahwa dia sebenarnya sudah melenceng dari ide pokok atau intisari dari informasi awal di atas bahwa buah agar aman dimakan maka kumannya harus dihilangkan dalam hal ini menggunakan deterjen, jadi intinya adalah membuat jadi buah agar aman dimakan, dan salah satu opsinya adalah dengan deterjen untuk membersihkannya. 

Orang yang langsung memblok deterjen tadi sebenarnya tidak salah, namun kurang sabar dan kurang teliti dalam menyikapi suatu permasalahan sehingga malah keluar dari konteks dan membuang-buang tenaga hanya sekedar untuk mempertahankan gagasannya. 

Dia juga kurang mengerti siapa orang yang membuat informasi tadi, apa latar belakangnya, bagaimana dia menyebarkan informasinya, beberapa hal lain mengenai penyebaran informasi tadi dan kemudian ternyata jauh sekali dari pemikirannya tentanng masalah sabun, sangat dekat dengan hal mengenai hidup sehat dari buah dan sayur dan bahan-bahan alami.

Just be patient, sebentar saja dan coba dengarkan dengan seksama. Karena penyakit latah memang sudah menyebar sejak lama, so jangan biarkan penyakit memalukan tadi menyebar karena dirimu.

Terjadi salah fokus juga dalam penulisan tulisan ini, yang seharusnya tujuan tulisan blog adalah enteng malah menjadi tidak. Ternyata penyakit ini memang sudah sedemikian mewabah.. )

Selasa, 08 Desember 2015

Kepedulian adalah racun, . . .

sumber gambar : imagitopia.blogspot
Semua hal memiliki takaran masing-masing, sehingga jika terlalu kelebihan sedikit malah akan menjadikan kehancuran. Tidak berbeda dengan 'bodrek' yang biasa diminum jika sedang sakit kepada, dia (bodrek) akan menjadi racun jika diminum 20 pil sekaligus. Air yang menurut banyak manusia adalah sumber kehidupan, tetapi jika kelebihan dia akan menghancurkan apa pun yang dilewatinya, banjir. Tentu saja semuanya hanya karena ulah manusia sendiri. Air putih untuk minuman manusia juga sangat baik, apalagi untuk memperlancar metabolisme tubuh. Tetapi jika terlalu banyak air putih diminum, dia (air) akan mengganggu kerja sel. Tekanan dalam sel sangat tinggi sehingga akan mengganggu proses osmosis dan proses transfer energi lainnya, bahkan membran sel bisa meledak, matilah manusia karena kebanyakan minum.

Semua hal akan baik dalam kadar tertentu yang dibutuhkan oleh manusia, termasuk kepedulian manusia akan apapun. Orang akan linglung, bingung dan gila jika setiap apapun dipedulikannya. Dia menjadi tidak fokus dan kemungkinan besar  semua pekerjaannya akan berantakan karena dengan terlalu banyaknya rasa peduli menjadikannya sensitif terhadap suatu objek baru yang bisa memicu kepeduliannya. Bahkan kebenaran yang konon katanya adalah hal yang sangat mutlak untuk diprioritaskan ternyata juga bisa menjadi sebuah masalah baru jika terlalu berlebihan dalam penyampaiannya.

Orang bijak adalah orang yang adil, dia akan menakar sesuai takaran yang dibutuhkan dan menempatkan sesuatu pada tempat yang seharusnya.

kenikmatan atas keterbatasan

Banyak yang tidak menyadari bahwa sebenarnya keterbatasan adalah sebuah kenikmatan dan anugerah yang diberikan Tuhan untuk manusia agar dia senantiasa berada dalam jalur yang benar untuk naik derajat sehingga akan selalu berjalan untuk semakin dekat kepada Penciptanya. Karena ketidaksadarannya itu, banyak di antara mereka yang malah timbul dari dalam dirinya sendiri suatu perasaan dan pemikiran untuk menghakimi tuhan bahwa Tuhan memberikannya nasib yang tidak baik.

Setiap manusia adalah unik. Setiap individu adalah berbeda dengan individu yang lain, dan mereka memiliki kapasitas masing-masing dalam menahan sebuah tekanan. Karena Maha Tahu-Nya lah Dia mengerti akan kapasitas setiap makhluk. Seseorang yang bisa mengenal sejati nya dirinya sendiri akan mengenal tuhan, karena sesungguhnya itu adalah tahapan kealpaan pertama bahwa kenalnya dirinya akan sejatinya dirinya sendiri adalah anugerah yang diberikan Sang Pencipta kepadanya. Tahap beta'nya adalah dia menyadari bahwa ketersadaran dirinya sendiri akan jati dirinya adalah Sapaan-Nya kepada kita, tetapi kebanyakan dari kita tidak bersyukur.

Karena keterbatasan itu merupakan memang sebuah batas, di mana apakah dia akan bersyukur dengan  memanfaatkan segala daya upaya untuk menyempurnakan segala hal yang ada dalam batasannya sehingga ketika semua tanggung jawab dalam batasannya itu sudah terpenuhi dia akan siap untuk melompat batas, atau kah dia Sang Pendobrak Batas yang telah menyia-nyiakan dan mempertaruhkan pemberian yang ada dalam batasan hidupnya untuk mendapatkan sesuatu yang ada di luar batasannya yang bukan waktunya untuk menjadi haknya.

Setiap manusia berhak atas segala yang ada di dunia ini, tetapi kesemuanya berbatas oleh setiap dimensi yang menyangganya.

Senin, 07 Desember 2015

Drama anjing dan kambing

Publik sedang disibukkan mendengar dan mengikuti informasi mengenai kegaduhan di parlemen dan pemilihan kepada daerah, sementara di luar sana, di negara antah berantah yang adi daya yang sebenarnya mulai rontok itu sedang konsen mengenai islamophobia, teroris dan pemilih presiden. Kalau ada beberapa yang sepemikiran dengan saya, coba kita bandingkan antara kedua hal yang terjadi di dua daerah ini. Satu bagian pihak parlemen ini adalah anjing dan dia menggonggong, tetapi pihak lain yang mengaku berseteru dengan yang tadi menggonggong juga, tetapi dia mengaku kambing. Berbeda dengan yang ada di luar sana, seekor anjing sedang menggonggongi seekor kambing, tetapi jangan salah, si anjing yang menggonggong ini ternyata adalah seekor kambing juga yang sedang memakai baju anjing dan perangkat elektrik untuk membuat suara gonggongan anjing. Itulah kenapa beberapa waktu yang lalu, si anjing lokal ini bertemu dengan anjing palsu luar negeri sana, berharap diberi ilmu ''malih rupa'' oleh si kambing. Tetapi karena serakahnya anjing ini, menjadikan dia goblok, padahal seharusnya dia itu pintar dan bisa mengatur kambing-kambing yang ada di dunia ini.

Sabtu, 05 Desember 2015

Jenggot Goblok

Saya teringat dari ungkapan seorang petinggi dari suatu organisasi keagamaan besar di negeri ini, berikut kutipannya, walaupun tidak sama tetapi konteksnya sama ''syaraf otak yang berhubungan dengan intelegensia  di otak pada orang yang berjenggot itu  ketarik ke jenggot'', tambah dia "Semakin panjang jenggot seseorang, semakin goblok dia''. Hampir semua manusia di negara itu harusnya sudah mengetahui hal ini. 

Mungkin pada awal kali mendengar kalimat ini orang-orang yang memiliki jenggot cenderung akan emosi. Namun lambat laun pasti dia akan menyadari bahwa dirinya memang goblok, termasuk saya ini :). Betapa cerdasnya orang yang berkalimat demikian tadi, dan betapa tingginya pemahaman orang-orang yang menerimanya. 
 

salah satu fungsi dari belajar dan bersabar

Manusia itu lucu dan super, apalagi berbicara mengenai perasaan atau akal. Suatu saat dalam kehidupan seseorang, dia akan merasa sedih dan iri jika ada orang lain yang ber-akal lebih tinggi, atau berharta lebih banyak, anak lebih banyak, atau pasangan lebih cantik dibandingkan dengan apa yang dimilikinya. Namun suatu ketika ada orang lain yang lebih tinggi pula dalam kesemua hal tadi, tetapi dia sudah tidak sedih lagi, bahkan tertawa sampai ter-kentut-kentut saat dia teringat dahulu apa yang pernah terjadi padanya. Betapa malunya dia akan apa yang pernah dia lakukan. Andaikata dulu dia mau bersabar dan memahami masalahnya sebentar saja, mungkin nasibnya akan berubah. Beruntunglah manusia yang bisa belajar dan memahami.

Bathara Karang dan Jenglot adalah Boneka Buhul

Wawasan Umum bathara karang Cerita umum yang berkembang di masyarakat mengenai jenglot atau bathara karang adalah orang sakti jaman dahulu, ...