Senin, 04 Juli 2016

reinkarnasi badai

Mungkin suatu ketika kita mengalami hal yang menyenangkan, tetapi saya rasa itu adalah sebuah kepastian. Tidak hanya hal yang menyenangkan namun juga rasa takut, sedih, kecewa, benci, sayang cinta dan segala hal yang serupa. Semua hal ini campur aduk terjadi silih berganti dalam kehidupan manusia.

Beberapa orang ada yang sadar akan semua keanehan ini, kemudian memahami kenapa semua ini bisa terjadi dan mengerti semua ini memang harus terjadi. Dengan pengalaman tadi yang kemudian merasuk ke dalam dadanya sebuah pengertian baru menjelma menjadi sebuah ilmu. Saya pernah mengalaminya, tetapi sering kemudian lupa lagi, kemudian ingat lagi, berulang-ulang seperti itu. Tetapi saya kira tidak masalah kita sering lupa, karena manusia memang tempatnya lupa. Yang penting adalah INGAT nya, karena rasa ingat akan ilmu yang berlabuh di dada kita ini seolah-olah kita sedang menenggak air putih yang segar di siang hari kala terik matahari di musim kemarau. Nyesss! Entah kenapa ketika hal itu terjadi seolah-olah semua aliran darah mengalir dengan lancar lembut, mata menjadi ringan tetapi tajam, nafas menjadi sangat halus dan detak jantung sangat tenang. Segala hal nampak sangat terang benderang dan pikiran angan serta ambisi menjadi lenyap. (Lain waktu akan saya bahas mengenai pikiran angan yang liar).

Namun beberapa orang ada yang tidak menyadarinya dan kemudian larut dalam setiap angan dan emosi serta ambisinya. Tidak perlu ditanya, saya juga pun pernah mengalaminya. Berdasarkan pengalaman ternyata ada beberapa syarat kenapa itu bisa terjadi, yaitu tidak adanya/kurang sabar, kurang bersyukur dan lupa tujuan hidup yang hakiki. Ketika semua itu terjadi memang seolah-olah saya seperti dalam keadaan stabil karena saya bisa masuk dalam setiap zona pergaulan, modernitas, tren dan pikiran umum namun saya seperti terbuai. Lambat laun saya menjadi sangat lekat dengan hingar-bingar dunia dan larut di dalamnya. Seperti siklusnya yang biasanya terjadilah gelombang masalah yang memang pasti akan selalu mampir dan pastinya kita akan terhempas dan rasa-rasa di atas muncul mendominasi pikiran dan hati kita, rasa cinta, sayang, benci, dendam, takut. Semua tadi muncul dengan luar biasa-tidak biasa lagi karena kita terlalu larut di dalamnya seolah-olah mengalami delusi. Parahnya butuh waktu yang cukup lama untuk bisa sembuh dari delusi ini.


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ {155} الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ 
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.  (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”[101]. (Al Baqarah: 155-156)
"Dan berikanlah berita gembira kepada orang yang sabar yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan innalillahi.." Kalimat tuhan ini adalah kunci pembebas hidup kita dari belenggu delusi. Ada musibah kemudian mengucap innalillahi, sama dengan ingat tuhan dan posisi kita di sini. Namun ingat saja tidak cukup karena ketika ingat di pikiran namun tidak singkron dengan hati karena gejolak kalut, cemas dan takut masih membadai di hati maka laksana sebuah kolam yang airnya jernih tetapi bergejolak sehingga penuh dengan riak dan mutiara di kedalamam sama sekali tak nampak  karena tertutup riak. Maka di sini lah sabar berfungsi, menahan diri sekuat tenaga, menahan gelombang dan gejolak air pada kolam semampunya selama waktu yang dibutuhkan sembari memohon kekuatan kepadaNya sehingga air akan tenang dan mutiara dan segala macam hal akan nampak dengan benderang. Badai pasti berlalu.  Semuanya memang cobaan seperti sebuah permainan, dan sendau gurau yang berulang-ulang.

Seperti dalam ilmu jungle survival. Mungkin tidak banyak yang mengerti, tetapi saya kira semua pecinta alam sudah sangat expert dalam bidang ini, walaupun kadang-kadang ada yang hilang di gunung. Kata kuncinya adalah STOP. Ini adalah kata kunci sederhana, sangat mudah diingat dan sangat efektif ketika dalam kondisi yang terdesak. Studi kasus orang kesasar di hutan gunung.

S=Sit atau stop, berhentilah dari langkahmu dengan berdiri atau duduk sejenak ketika kamu tidak yakin arah mana yang sedang kamu tuju. Resikonya terlalu besar jika kita tetap jalan tanpa tau arah yang kita tuju. Oke mungkin keyakinan akan pertolongan tuhan jawaban dari doa kita sangat besar, tetapi realistis saja lah, bahwa Tuhan jelas-jelas nyuruh kita untuk Iqro, baca lah, dengan nalar.

T=Think, berpikir. Di sini lah kita mulai menggali lagi pikiran dan memori kita tetang lingkungan dan masalah yang sedang kita hadapi. Apapun masalahnya tetap saja akal kita yang paling besar porsi kerjanya.

O=Observe, bahasa indonesianya observasi. Tidak hanya lingkungan luar saja yang kita observasi, tetapi diri kita juga. Bekal apa saja yang masih tersisa, kemampuan apa yang kita miliki. Selain itu yang tidak kalah penting adalah lingkungan kita/masalah kita. Bagaimana kondisi cuaca, permukaan bumi/kontur tanah, satwa berbahaya dan segala hal yang bisa kita jangkau dengan panca indera kita. Indera keena juga boleh asal ada.

P=Plan, yaitu rencana. Semua kondisi sudah kita ketahui selanjutnya kita harus membuat rencana. Mungkin tidak hanya satu rencana tetapi banyak. Semuanya berdasarkan kondisi yang ada. Yang paling besar peluangnya dan paling sedikit ancamannya berada pada bagian rencana awal. Melangkah dengan rasionalitas dan hati yang bersandar pada keyakinan kepada Tuhan dengan prioritas pada resiko yang paling kecil.

Jika semua tahap sudah kita lalui kamudian kita tinggal melaksanakan keputusan kita dengan yakin melangkah tegas atau menetap menunggu bantuan sesuai dengan kondisi diri kita kelemahan dan kelebihan alami kita. Saya kira analisis STOP dan SWOT sangat bermanfaat sekali bagi kehidupan kita. Sabar dalam berhenti, menunggu, berpikir, mengobservasi, berencana dan berdoa, kemudian bersyukur atas segala kelebihan dan kekurangan kita. Jika kita bisa lolos pada tahapan seleksi ini, maka tidak lama kita akan mendapat kabar gembira. Saat kabar itu datang maka detak jangtung akan melambat dan tenang, aliran darah lancar smooth lembut, nafas terasa sangat ringan dan lega, serta pandangan kita luas, jelas dan tajam. Semua hal menjadi nampak sangat jelas dan detil. Di situlah titik kesadaran kita mulai cerah.

Rabu, 02 Maret 2016

Belajar dari hukum alam

Melihat air jatuh dari langit sungguh sebuah pembelajaran bagi yang mau belajar. Seseorang menangkap momen itu kemudian mengaitkannya pada hukum fisika, gravitasi, bahwa setiap benda yang ada di dekat bumi akan tertarik. Namun ternyata sebuah kebenaran bukanlah hal yang paten dan kaku, dia berjalan secara dinamis. Mengingat hukum gravitasi tadi saya baru muncul pertanyaan, air dari atas dijatuhkan dan boleh jatuh lantas bagaimana dengan air yang mendidih menjadi uap, uap itu malah naik ke atas. Tiap benda bermasa akan memiliki gaya tarik dengan benda lain yang bermasa pula, sedang walaupun sangat kecil sebuah uap pastilah memiliki massa. Pemikiran saya mentok kepada hal yang hanya bisa saya lihat yaitu uap air dan ternyata sebuah hukum yang ditemukan manusia sulit diterapkan di luar batasannya.

Saya kemudian bertanya apa yang sebenarnya terjadi pada massa suatu benda yang dipanaskan dan bagaimana pengaruhnya terhada daya tariknya terhadap benda lain? Kenapa uap air mendidih begitu cepat naik ke angkasa sedang masanya tetap sesuai dengan molekul air? Apakah udara di sekitar memiliki masa yang lebih besar daripada uap air yang panas? Mungkin begitu, bisa saja dibandingkan antara uap dengan kabut. Jadi apakah karena lebih panas lantas menjadi lebih ringan? Tidak juga, coba lihat pada peleburan logam itu. Di sana logam yang paling panas dan yang paling berat malah ada di bawah sedang yang lebih ringan akan mengambang di atasnya, padahal lebih dingin. Wah, ini harus kita kaitkan dengan ilmu kimia mungkin di mana setiap unsur memiliki jumlah elektron bebas terluar yang berbeda dan jumlah terluar yang bebas itu menentukan berat jenisnya. Jika terjadi pengecilan ukuran tentu sebuah benda akan menjadi lebih ringan, misal dibelah menjadi dua. Jika dipanaskan maka elektron-elektron akan semakin menjauh sama seperti konsep pengecilan ukuran dengan pemisahan molekul namun dengan metode yang berbeda. Wah ternyata begitu, makanya pengukuran suhu itu sangat penting sekali karena akan berpengaruh terhadap masa relatif benda.  

Oke nanti kita bisa belajar fisika dan kimia lagi, namun kita mendapat suatu pesan yang sangat bagus di sini. Dalam hukum alam unsur yang memiliki masa jenis paling berat dia akan menjadi pusat masa dan semua unsur yang lain akan tertarik kepadanya. Jika kita lihat secara cermat unsur terberat itu akan menyokong dan memangku unsur-unsur yang lebih ringan. Jika terjadi sesuatu yang menyebabkan unsur terberat tadi berubah wujud menjadi lebih kecil dan lebih ringan, maka unsur yang lain yang lebih berat akan menggantikannya menjadi sebuah pusat dan memangku segala unsur yang lain, sedang unsur yang berubah tadi naik posisi menjadi yang dipangku. Ini adalah hukum alam, maka akan selalu terjadi keseimbangan. Harusnya manusia memehami masalah ini. Seorang pemimpin ada di bawah, karena dia paling kuat, paling berat tanggung jawabnya. Dia memangku yang lebih kecil dan ringan, memikul, bukan malah di atas menindas dan menindih yang kecil.  

Jumat, 29 Januari 2016

Memahami istilah "KAFIR" secara singkat

Beberapa orang sekarang ini cenderung mengartikan suatu kata yang ada kurang menggunakan logikanya ketika sudah berkaitan dengan keyakinan. Kata kafir menjadi suatu istilah yang bernada keras dan cenderung agresif. Padahal kalo kita sedikit menggunakan ilmu dan nalar maka pengertian yang sebenarnya bisa diterima dengan mudah tanpa timbul perdebatan yang berarti.

Kafir adalah bahasa arab yang berarti tertutup, senada dengan kuffar. Menurut hemat saya, kita bisa pahami dengan kata dasarnya saja yaitu tutup. Dalam islam orang kafir adalah orang yang tertutup dan menutupi kebenaran, bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad SAW rosul dan nabi-Nya, sesederhana itu. Namun ini berlaku dalam konteks tauhid, dan segala ketentuan dalam islam mengenai orang yang tertutup dan menutupi tentang kebenaran ini sudah disebutkan dengan jelas dalam alquran secara jelas. Berbeda lagi dengan kasus tutup-menutup masalah yang lain, seperti petani. Dalam alquran petani juga disebut kafir, namun bukan berarti dia tertutup akan kebenaran, tetapi ternyata dia menutupi tanah-tanah dengan tanaman-tanaman pertanian, atau juga bisa menutupi benih-benih dengan tanah. Jadi setiap petani adalah kafir, hahahaha. ROTFL.

Kehidupan manusia itu sungguh lucu sekali, ditambah dengan sifat naturalnya yang kurang "sabar". Apalagi dewasa ini kecenderungan manusia yang menyukai berbagai macam hal yang bersifat "instan" dan praktis, mereka cenderung suka menelan mentah-mentah hal yang kiranya paling mudah diambil tanpa mau berusaha sedikit keras mengunyahnya sehingga nyaman dan aman di perut, tidak "ngganjel" di tenggorokan, apalagi membuat sakit perut.

Konteks, makna dasar dan logika adalah landasan dasar untuk bisa memahami suatu istilah dengan baik. Memang agama adalah hal yang paling hakiki, yang menjadi dasar paling dalam pada hidup manusia, karena letaknya jauh sekali, yaitu dalam hati yang tak satupun mahluk bisa mengetahuinya. Namun manusia tidak hidup sendiri, ada orang lain di sekitarnya yang hanya mengetahui apa sejatinya orang itu lewat kata dan perbuatannya. Maka dari itu "istilah" dan "identitas" menjadi suatu hal yang penting yang mendasari bagaimanakah orang lain harus bersikap terhadap kita.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فيِ نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَآ أُوْلَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
"Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik, ke neraka jahannam : mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk" (Q.S Al Bayyinah : 6).

Keterangannya sudah sangat jelas, seperti hitam dengan putih. Kebenaran sudah nampak, tetapi akan kah menerimanya atau mengingkarinya itu adalah pilihan masing-masing. Tidak ada paksaan dalam memilih.

Bathara Karang dan Jenglot adalah Boneka Buhul

Wawasan Umum bathara karang Cerita umum yang berkembang di masyarakat mengenai jenglot atau bathara karang adalah orang sakti jaman dahulu, ...