Kamis, 15 Desember 2016

Beruntungnya orang jaman ini dengan perkembangan media masa dan sosial

Kau lihat alam ini, ada air mengalir dari langit menuju bumi. Ada juga air yang masih tersisa banyak di lautan. Sebagian lagi ada yang di tanah, ada di sungai, ada di danau dan ada pula yang di sumur. Di dalam tubuh manusia pun ada air, sebagai transport sel. Sel-sel, organel-organel sel melayang dan mengalir di air untuk saling berbagi energi menyusun tubuh ini tanpa perlu kita beri komando. Air-air ini tetap pada sifatnya tanpa ada yang bisa ikut campur. Air akan mendidih berubah menjadi uap air jika suhunya menjadi tinggi, lalu menjadi beku jika suhu turun drastis. Air akan pecah menjadi gas hidrogen dan oksigen jika berada pada larutan elektrolit dan dialiri listrik. Dannn, masih banyak sifatnya yang belum kita mengerti, menunggu untuk dimengerti. Yang pasti air akan tetap bersifat seperti itu dan satu pun makhluk tidak ada yang bisa mengganggu gugat.

Dan ternyata air itu adalah senyawa juga, kolaborasi dua unsur hidrogen dan satu unsur oksigen sedangkan masih ada 98 lagi unsur alami yang sudah ditemukan di bumi yang silahkan dikira-kira sendiri lah berapa pasangan probabilitas yang terjadi antara ke 98 unsur tadi jika bisa berhubungan dengan sifatnya masing-masing dengan kondisi kebutuhan lingkungan masih-masing.

Orang-orang fisika dan kimia satu pandangan melihat unsur kimia tersebut sesuai dengan jumlah elektronnya, kemudian disusunlah tabel kimia itu. Itu yang baru kita ketahui saja. Yang pasti lagi di dalam sana yang paling kecil itu di samping elektron ada juga proton dan positron. Saya di sini menyebut asal saja seingat saya mengenai hal itu, tetapi memang sepertinya begitulah pengetahuan umum jaman sekarang ini. Lalu sekarang bikin pusing lagi, ada juga yang dinamai dengan sinar gama, sinar betar, teta, lalu bedanya dengan sinar matahari apa, sinar biru, putih, merah? Di sini kita dipusingkan lagi dan dibuat penasaran dengan sifat gelombangnya. Weleh-weleh, ini masih belum apa-apa ini saat melihat kog ada katak beku yang menjadi es sekian lamanya kemudian bisa gerak lagi, hidup lagi saat es nya bisa mencair.

Saya merasa menjadi makhluk  yang gila dan tak berguna sekali ketika ingat mengingat kegiatan saya setiap hari, melihat media A lalu mencaci si anu, melihat media B, lalu menumpat si itu, melihat si C lalu merasa sedih menangis mewek-mewek, melihat media D, meweknya hilang lantas nyengir seperti orang setresss. Jiancukkk tenan!!!!! Untung sekali rasanya hidup ini ya dengan adanya media yang seperti ini sekarang ini, sedangkan cina mungkin tahun depan sudah migrasi ke bulan.

Seorang guru dan dua murid yang berkelahi

Ada seorang guru yang melerai muridnya muridnya yang sedang berkelahi menggunakan pentungan. Kontan dua murid tadi jengkel pula dengan gurunya dan gantian malah gurunya yang dipukul oleh kedua muridnya tadi. Kali ini muridnya malah bekerjasama, bukan dalam belajar tapi untuk memukul gurunya.

Di sisi bumi yang lain ada seorang guru juga sedang memandang kedua muridnya yang sedang berkelahi. Kali ini guru ini tidak melerai keduanya karena guru ini sadar bahwa badannya jauh lebih kecil daripada kedua muridnya tadi. Si guru ini hanya diam menonton muridnya menunggu yang berkelahi berhenti entah kehabisan tenaga atau mati sambil berdoa agar Tuhan menghentikan perkelahian tadi.

Di tempat lain pun ada kejadian yang sama, namun situasinya berbeda. Si guru ini kuat badannnya lalu "memiting" kedua muridnya tadi dibawanya ke padang savana. Dilihatkannya dua ekor kerbau yang sedang adu kepala. Dikatakannya kepada murid "lihat, kedua binatang itu mengadu kepala mereka. Ada banyak kemungkinan yang akan terjadi, pertama satu menang satu kalah, yang kalah mungkin masih hidup atau bisa jadi kepalanya pecah terus mati. Namun yang pasti dua-duanya luka. Oke walaupun yang satu bisa berkuasa, tetapi masih terluka. Coba besok lihat apa yang terjadi dengannya, pasti akan bersisa tulang belulan karena dimangsa singa".

Di tempat yang lebih lain, lebih antah berantah mungkin ada peristiwa yang lebih unik lagi. Dunia adalah gudang probabilitas. Tidak hanya kejadiannya yang mungkin bisa apa saja, namun pesan dan ilmu dari setiap kejadian juga bisa mungkin apa saja. Orang yang berakal tentu bisa mengambil inti sari dari setiap peristiwa. Ilustrasi di atas hanya karangan saya saja melihat beberapa kejadian yang ada di masyarakat.


Rabu, 14 Desember 2016

Random post

Lalu bagaimana kita menanggapi segala macam problematika yang ada di kehidupan kita sehari-hari ini yang bahkan tidak terpengaruh sama sekali dengan segala macam berita yang "lucu" yang diproduksi oleh media-media 'mainstream"? 

Di sudut selatan pulau jawa bagian tengah kehidupan masih berjalan seperti biasanya. Jalanan masih ramai, berarti banyak orang dengan banyak kepentingan berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain. Tidak ada urusan yang mendesak selain masalah ekonomi. Ketika ada pergerakan masa dalam satu arus yang menelan hampir semua masyarakat dalam sebuah daerah itu adalah pertanda gerakan. Sampai saat ini belum ada gerakan masif yang seperti itu. Mungkin ada kemarin namun hanya sementara saja karena ekonomi dan kondisi relasi intim masih jauh lebih penting. Itu juga banyak lobi-lobi dan drama-drama politik basa-basi yang diproduksi yang membuat sang eksekutor ketar-ketir karena takut ekonominya akan ambruk. Sekali lagi masalah ekonomi. 

Pun tidak beda jauh dengan lobi-lobi sang eksekutor yang katanya menjadi pemimpin negara, ujung-ujungnya adalah urusan perut. Memang sedari jaman dahulu perut dalah kunci dari emosi masyarakat, namun sekarang tidak. Perut bukan sebuah alasan lagi karena semuanya sekarang bisa mudah sekali diisi penuh, namun gensi harus memenuhi perut di tempat yang mewah dengan memakai mobil dengan istri-istri yang cantik. Levelnya sudah beda kawan, tetapi intinya sama saja, agar merasa adil untuk nafsunya sama-sama dituruti. Jangan menilai bahwa setiap kata nafsu adalah jelek karena nafsu adalah manusia itu sendiri. Kalau tidak punya nafsu berarti sudah tidak menjadi manusia lagi, tapi malaikat. Rasanya dari jaman dahulu dengan jaman sekarang waktu tetap berputar bak siklus yang bergeraknya spiral. Saya yakin pasti ada ujungnya. 

Dalam mata saya sebenarnya kebanyakan orang itu memiliki sifat yang baik. Yang menjadi soal adalah banyak orang yang belum cukup ilmu atau tidak mau menerima kebenaran. Ya sebenarnya sama lah, orang yang tidak mau menerima kebenaran berarti belum cukup ilmu untuk bisa mengetahui hal yang harus diterimanya. Ada juga penyakit 'latah'. Orang yang kurang berilmu cenderung latah. Terlalu mudah ikut arus padahal dia tidak tau kemana arah tujuan dari arus itu. Semua keadaan ini juga diperparah dengan kebutuhan diri akan penerimaan terhadap komunitasnya (eksis), kebutuhan perut dan kelaminnya. Sampai di sini orang menjadi lupa akan sebuah kehormatan. Bagaimana bisa mengerti tentang kehormatan, ilmunya saja belum sampai untuk bisa mengerti apa itu kehormatan. Jadi apakah orang yang tidak mengerti lantas bisa dimaafkan atau dianggap 0 (nol) dosa-dosanya seperti bayi yang baru lahir?

Bathara Karang dan Jenglot adalah Boneka Buhul

Wawasan Umum bathara karang Cerita umum yang berkembang di masyarakat mengenai jenglot atau bathara karang adalah orang sakti jaman dahulu, ...